Gelap dengar berkali-kali tetap mau menunggu, memang sudah dijanjikan untuk bertemu Seperti apa sebuah takdir ? Sampai tiba di hari akan beranjak pergi untuk menemui kasihnya Seketika merasa janggal dengan pandangannya, mungkin juga perasaannya Terlihat satu lembar kertas yang di sobek Seharusnya memang telah pergi Lantas dirinya mengira ini kejutan penuh ucapan manis. “...Kau telah menemaniku, mau mempercayai ucapanku dan semua yang telah aku janjikan. Cukup untukmu yang merasa bahagia, walau aku tahu sejatinya ada satu harapan yang tidak tertinggal seperti yang menginginkan untuk menjadi satu hati, kasih. Lebih dari itu tak mau aku memaksakan kehendak, takdir tahu dan aku percaya itu. Boleh kau menunggu ku kembali sampai waktu, takdir, dan doa mu terdengar tuhan, tidak tahu entah kapan itu. abadi lah kebahagiaanmu.” Ada gerimis datang saat sebelum aku membacanya, Telak tidak terbayangkan rasa pilu dari kalimat sendu itu Terganti oleh hujan abadi kala ini, dan Ratap sudah ...
Komentar
Posting Komentar