Langsung ke konten utama

Nyonya bisu

Terpaku diantara roda hasrat

Segala sesuatu mesti diingat dan kini bukan saatnya untuk memikirkan ulang kisah antara hidup untuk mengenang sesuatu atau hidup terbebas dari sesuatu itu (suara masalalu).

Bertanya dengan perasaan ragu akankah setelah rela memilih merubah kesenangan berjalan satu arah dapat menidurkan mimpi buruk dalam hidupku lalu hidup layaknya terlahir bersih ?

Tergagah berlalu sambil menutup telinga, ku ikuti suara waktu tak lama, berlari terlalu cepat jua.
Apa pilihannya juga mati agar tak disangka insan yang tak terarah ?

bersyukur untuk sabar, 
Aku pun belajar sabar untuk membiasakan diri dan memahami sesuatu yang seharusnya aku banggakan dan aku lakukan tentang segala rasa harap, rasa cemas, rasa bersama tanpa ada rasa yang tiba-tiba hilang.

jika takdir mengganjal juga terhenti oleh sebuah ikatan hampa, bukan berarti aku yang perlu mencari apa itu, namun siapa yang telah menghilangkan rasa itu.
Masalah perasaan tergolong sedang, bukan kah itu pengalihan ?
Begitu pun dirinya yang tidak selalu mengharapkan sesuatu soal rasa cemas, rasa gundah, namun selalu ingin menjaga pada tali yang diikatnya. 
Mungkin memang bisa seperti itu adanya bahkan mungkin juga bukan seperti itu realita kenyataannya.
Ucapan teramat pait oleh sebutan yang sulit membangun ketidakpastian diri, namun coba tanyakan intuisi diri itu saat jiwamu kembali terduduk disela sedang melamun;

Apa mungkin angin yang membawa angan-angan sukma dalam rohku terbawa serta merta dalam tubuh dirinya hingga nyatanya kehilangan terasa amat hampa ?
Alasan terselip dibalik kenyataan alam pikiran merubah syarat perasaan saat intuisi kita sendiri tidak bisa dibohongi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersembunyi

Berlabuh diri di hadapan tanggul dan jurang Jauh dari  tentang dirinya saat dini  hari mulai ku persembahkan luapan gumam kata-perkata kepada tuan dan puan dirumah. Berjalan jauh pada poros takdir hingga sampai saat ini berdiri di ujung jembatan yang telah dibuat, dirangkai dan diikat sekian rupa. Ki ni apa daya tujuannya mulai tumpu bukan menepi tapi memutuskan untuk tidak saling beriringan.   Saat puan jatuh tertimpa atap sampai-sampai serangkai 2 saudara pun merasa tertimpa pula. Terisak tangis hingga malam tiba dan sesampainya di ujung jembatan yang Tuan sengaja rapuhkan, dan sengaja kau rusakan juga. Hingga kini apa 2 serangkai itu harus memihak salah satunya ? M ari lihat seperti apa ringkih tangisan yang amat lama dan begitu hebat.  Bagiku, hanya seorang anak yang merasa ingin membuka lebar haknya begitu  melerai sebuah perdebatan di tengah kekacauan. Saat masih dini hari, ba hkan ku sisipkan nasihatku untuknya. Haruskah berpuluhan tahun terus sepert...

Serayu

Mari mencoba merangkul semua rasa dijadikan padu tanpa sendu  Lama pula seiring habisnya malam Tiba saatnya berlabuh tanpa kisah pilu Kehangatan dari sebuah kalimat Mampu memanjakan kesenangan hati Beralih diri menjadi tegar Mengubah jalan dan pilihan

Sejauh putaran jarum jam

Gelap dengar   berkali-kali tetap mau menunggu, memang sudah dijanjikan untuk bertemu Seperti apa sebuah takdir ? Sampai tiba di hari akan beranjak pergi untuk menemui kasihnya Seketika merasa janggal dengan pandangannya, mungkin juga perasaannya  Terlihat satu lembar kertas yang di sobek Seharusnya memang telah pergi Lantas dirinya mengira ini kejutan penuh ucapan manis. “...Kau telah menemaniku, mau mempercayai ucapanku dan semua yang telah aku janjikan. Cukup untukmu yang merasa bahagia, walau aku tahu sejatinya ada satu harapan yang tidak tertinggal seperti yang menginginkan untuk menjadi satu hati, kasih. Lebih dari itu tak mau aku memaksakan kehendak, takdir tahu dan aku percaya itu. Boleh kau menunggu ku kembali sampai waktu, takdir, dan doa mu terdengar tuhan, tidak tahu entah kapan itu. abadi lah kebahagiaanmu.” Ada gerimis datang saat sebelum aku membacanya, Telak tidak terbayangkan rasa pilu dari kalimat sendu itu Terganti oleh hujan abadi kala ini, dan Ratap sudah ...